Ibu adalah orang yang
melahirkan kita ke dunia ini. Ibu mengasuh dan mendidik kita sejak kecil hingga
bahkan dewasa dengan penuh kasih sayang dan kerja keras. Menurut saya kasih ibu
tiada batasnya dan tidak dapat dicari gantinya.
Ibu saya bernama Saroh. Beliau lahir di kota
Tangerang Selatan sama dengan tempat kelahiran saya, tepatnya tanggal 10 Juli
1962. Usianya kini menginjak 55 tahun. Beliau dulu adalah seorang anak
perempuan yang lahir di tengah-tengah kehidupan yang serba sederhana atau bisa
dibilang kehidupan yang sulit. Ayah dan ibunya adalah seorang buruh tani. Tidak
banyak yang special di kehidupan beliau melainkan hanya membantu orang tuanya
tanpa sempat mengenal pendidikan.
Beliau memiliki paras
yang cantik sehingga pada suatu ketika, di pertemukanlah beliau dengan seorang
pria yang tidak lain adalah bapak saya yang bernama arsin. Ibu menikah di usia
muda, yaitu 17 tahun, sedangkan bapak saya pada saat itu berusia 24 tahun.
Kehidupan Ibu dan Bapak pun terbilang sederhana, dengan Bapak sebagai pedagang
kaki lima dan Ibu sebagai ibu rumah tangga. Kehidupan Ibu dan Bapak semakin
lengkap dengang memiliki 5 orang anak, 2 orang wanita dan 3 orang laki-laki dan
saya adalah anak terakhir dari dari kelima bersaudara. Pada waktu itu Ibu dan
Ayah memutuskan untuk membangun usaha dagang yaitu membuka warung sembako. Dan alhamdulillah
pada saat itu ibu dan ayah bisa membangun rumah yang megah yg sampai saat ini
kami tempati.
Beliau adalah sosok
yang sangat inspiratif , khususnya bagi saya. Beliau tidak pernah mengeluh
sekalipun cobaan berat menimpanya. Banyak yang bahkan sampai mengakhiri
hidupnya ketika tidak sanggup lagi menanggung hidup yang mungkin bisa terbilang
begitu pedih. Tapi beliau, meskipun dilahirkan dengan latar belakang yang sama
sekali tidak mengenyam pendidikan, rupanya tidak lantas membuat Ibu terbentuk
sebagai orang yang tidak mengerti arti kehidupan yang sebenarnya.
Saya belajar banyak dari beliau, bahwa
hidup bukan melulu soal siapa kita dan apa saja yang sudah kita dapatkan. Namun
hidup adalah pengabdian, seperti seorang anak kepada orang tua , seorang istri
kepada suami , itu semua beliau lakukan tanpa mengharap balasan apapun dan
hanya mengharap hidup yang bahagia dan tenteram. Kehidupan yang mewah bukan selalu jaminan, namun kehidupan sederhana dengan tekad dan ketegaran dari dalam diri kita untuk menghadapi setiap cobaan lah yang membuat kita akan lebih bahagia dibanding kehidupan yang bergelimang harta sekalipun, ditemani dengan orang-orang yang juga bahagia berada di sekitar kita.
Seperti itu lah yang saya pelajari dari sosok beliau, Ibu saya. Saya bangga dengan beliau , beliau adalah suatu cerminan bahwa begitu tingginya nilai kehidupan kita, ketika bisa dengan kuat menghadapi masalah demi masalah , ketika masih mampu berbagi kebahagiaan sekalipun kita berpura-pura bahagia di depan orang lain dengan menahan kesedihan yang ada dalam diri kita , sehingga kita tetap dapat melihat senyum di raut wajah orang-orang yang kita kasihi.
Sekian dan Terima Kasih
Wassalam ... :)